Lokasi: Malang
Arti nama: “Rawan” karena dekat telaga/rawa yang sangat bening airnya
Luas candi induk: 39 m2
Tinggi candi induk: 5,23 m
Tahun pembuatan: Abad 14 M
Peninggalan: Kerajaan Singasari
Candi ini terletak di kaki Gunung Arjuna pada ketinggian 650 meter dpl. Berjarak sekitar 5 km dari kota Malang ke arah barat laut.
Candi ini
merupakan peninggalan kerajaan Singasari dan hanya berjarak sekitar 6 km dari
Candi Singasari. Untuk mencapai candi ini kita harus berjalan kaki karena jalan
setapaknya yang cukup sempit.
Namun jangan khawatir karena semua rasa lelah itu
akan terbayar dengan keindahan pemandangan Gunung Arjuna yang menawan serta
pepohonan yang meneduhkan.
Candi ini disebut juga Candi Rawan karena terletak di tepi rawa yang mata
airnya selalu mengalir sepanjang tahun. Secara bentuk, candi ini berdenah bujur
sangkar dengan ukuran 6,25 x 6,25 meter dan tinggi 5,23 meter.
Candi ini
terbuat dari batu andesit. Bangunan atap candi berupa stupa sederhana dan konon
dibangun untuk menghormati raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit yang
berkunjung ke daerah itu pada tahun 1359.
Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama
Kasurangganan, sebuah nama yang terkenal dalam kitab Negarakertagama.
Dengan
adanya stupa menunjukkan bahwa candi ini merupakan candi buddhis dan dari
bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batu dan stupa dapat diperkirakan bahwa
candi ini dibangun sekitar abad 14 sampai 15 Masehi.
Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Pada tahun 1935
diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala.
Pada zaman Hindia
Belanda pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan
sisanya direkonstruksi secara darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunya
stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak
memiliki tangga naik dan polos tidak berelief. Candi ini terdiri dari kaki dan
badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki
candi memiliki penampil pada keempat sisinya.
Di atas kaki candi berdiri stupa
yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan
bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah
hilang. Karena ada beberapa kesulitan dalam perencanaan kembali bagian teratas
dari tubuh candi, maka terpaksa bagian tersebut tidak dipasang kembali.
Diduga
dulu pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra,
karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali. Candi Sumberawan tidak
memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk
menyimpan benda suci.
Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi
fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi
ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan.
Suasana yang teduh dan tenang di sekitar candi ini menjadikan tempat ini cocok
untuk melakukan meditasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar