Senin, 10 September 2012

CANDI PRAMBANAN


  



                    Candi Prambanan adalah bangunan luar 

biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa 

pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung

. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari 

Candi borobudur. berdirinya candi ini telah memenuhi 

keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di 

tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota 

Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.




Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa 

tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung 

Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak 

mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi 
dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir 

terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa 

menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk 

suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat 

membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi 

arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.





Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, 

yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut 

adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga 

candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki 

satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu 

Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk 

Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, 

dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 

candi.








                   Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan 

bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah

 ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3
 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri 

Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca 

Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang

 dalam legenda yang diceritakan di atas.







                   Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara

 candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang 

berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang

 terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan

menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.




     Candi pendamping 

yang cukup memikat 

adalah Candi Garuda 

yang terletak di dekat Candi Wisnu. 


Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda.


 Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu 

yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, 

berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu 

adalah adaptasi 





            Hindu atas sosokBennu (berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa
  
 diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno

 atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa

 menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda

 yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci

 para dewa).


                 Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi

 oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk

 berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk 

lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila

 mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga

 menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand

, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan

 yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah

 Krut atau Pha Krut.





                 

              Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat 

kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan 

cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief 

lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam 

agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, 

kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief 

pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. 

Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap 

bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam

mengelola lingkungannya.



Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan 

untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru 

menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). 

Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep 

Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan 

melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu 

juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk

 membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang 

ada di Prambanan telah mendunia.




Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung,

 kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi 

Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan 

dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah

 satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)

 yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu 

sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah 

pulau di tengah Laut Jawa.




 Lalu, apakah jenis itu dulu 

pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan 

cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang 

pun yang bisa memecahkan misteri itu.



           Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan.

 Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah,

 anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? 

Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda 

sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum 

bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat 

gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.

 





















                       Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan.Keterangan mengenai gugusan candi yang terletak didekat sungai mengingatkan pada gugusan candi Prambanan dengan sungai Opak di sebelah baratnya dan jika dari jarak antara sungai Opak dan gugusan candi Prambanan dan adanya pembelokan aliran sungai kemungkinan pembelokan tersebut terjadi diantara desa Klurak dan Bogem. Dengan demikian, tampaknya uraian yang terdapat dalam prasasti Siwargrarha tentang gugusan candi tersebut lebih cocok dengan keadaan candi Prambanan.








                  Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar