Lokasi: Jawa Tengah
Asal nama: Plaosan (nama dukuh tempat candi itu berada)
Tinggi candi induk: 21 m
Tahun pembuatan: Abad 9 M
Peninggalan: Kerajaan Medang/Mataram Kuno
Candi yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini sangat unik. Candi utamanya kembar, disebut
Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Candi Plaosan terletak kira-kira 1,5 km di timur
Candi Sewu, tidak jauh dari Candi Prambanan, hanya sekitar 3 km di timur laut.
Candi Plaosan dibangun oleh ratu bergelar Sri Kahulunan yang beragama Buddha
dan dalam pembangunan candi perwaranya dibantu oleh suaminya Rakai Pikatan. Sri
Kahulunan adalah gelar yang disandang Pramudyawardhani setelah menggantikan
kedudukan ayahnya Raja Samaratungga.
Candi Plaosan Lor terdiri dari dua
candi utama setinggi 21 meter yang terletak berdampingan di sebelah utara dan
selatan. Panjang tembok yang mengelilingi candi sepanjang 50 meter dan lebar 14
meter.
Di tembok ini terdapat gambar Bodhisatva, Kinara dan beberapa dewi.
Candi induk selatan mengalami pemugaran pada tahun 1960 sehingga masih tampak utuh
namun candi induk utara dalam keadaan rusak/runtuh. Keindahan candi Plaosan Lor
adalah bentuk bangunannnya yang bertingkat dimana terdapat 3 ruangan.
Di
ruangan lantai bawah terdapat patung Buddha yang terbuat dari tembaga tetapi
sekarang sudah hilang, yang dikelilingi oleh dua patung Bodhisatva. Disamping
itu, kompleks candi ini memiliki ukiran relief yang sangat detail dan rumit
sehingga memancarkan nilai artistic yang mengagumkan.
Badan candi yang
reliefnya masih terawatt dengan bersih seperti bersinar saat tersorot sinar
matahari. Sedangkan candi Plaosan Kidul terdiri dari dua bangunan utama, yaitu
Kala Makara dan pintu masuk. Sebagian dari kala makara didekorasi dengan
antefiks.
Adapun pintu masuk dihiasi dengan motif tumbuh-tumbuhan. Secara
keseluruhan kompleks candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi
perwara. Walaupun candi ini adalah candi Buddha, tetapi gaya arsitekturnya
merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu. Hal ini menunjukkan
keselarasan dan keharmonisan umat beragama pada masa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar